Obat bekerja di dalam tubuh melalui serangkaian proses yang disebut dengan farmakokinetika dan farmakodinamika. Farmakokinetika mencakup bagaimana tubuh memproses obat, termasuk penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Sementara itu, farmakodinamika berfokus pada bagaimana obat berinteraksi dengan tubuh untuk menghasilkan efek terapi. Pemahaman tentang kedua konsep ini sangat penting agar penggunaan obat lebih efektif dan aman, serta untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.
Setelah obat dikonsumsi, baik dalam bentuk tablet, kapsul, injeksi, atau bentuk lainnya, obat akan melalui proses penyerapan ke dalam aliran darah. Dari sana, obat kemudian didistribusikan ke berbagai organ dan jaringan tubuh melalui sistem peredaran darah. Selama proses distribusi, obat dapat berikatan dengan protein plasma atau langsung bekerja pada reseptor sel target. Efektivitas obat dipengaruhi oleh faktor seperti dosis, bentuk sediaan, serta kondisi fisiologis pasien. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa kunjungi link berikut ini: https://jacktotohoki.id/
Setelah mencapai tempat kerjanya, obat mulai memberikan efeknya dengan cara berinteraksi dengan reseptor di dalam tubuh, menghambat atau merangsang aktivitas biologis tertentu. Proses ini disebut farmakodinamika. Misalnya, obat penghilang nyeri seperti ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim yang bertanggung jawab atas produksi zat penyebab peradangan, sehingga rasa sakit berkurang. Efek obat ini dapat bertahan selama beberapa jam sebelum akhirnya mulai berkurang akibat proses metabolisme dan ekskresi.
Tahap terakhir dari perjalanan obat dalam tubuh adalah metabolisme dan ekskresi. Sebagian besar obat dimetabolisme di hati sebelum akhirnya dikeluarkan melalui ginjal, feses, atau paru-paru. Proses metabolisme bertujuan untuk mengubah obat menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan dari tubuh. Jika obat tidak dimetabolisme dengan baik, dapat terjadi akumulasi yang berpotensi menyebabkan efek toksik. Oleh karena itu, memahami bagaimana obat bekerja di dalam tubuh sangat penting untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif sesuai dengan kondisi pasien.